Jumat, 27 Maret 2020

Aplikasi Organ Ekskresi Manusia

Semangat pagi semuanya,.....
Kali ini saya akan membagikan aplikasi terkait Materi IPA kelas VIII, yaitu Aplikasi Organ Ekskresi Manusia. Aplikasi ini saya buat sendiri, dan tercipta saat saya mengikuti pelatihan "Android Block Programming" yang diselenggarakan oleh SEAMOLEC. Baiklah berikut ulasannya,

Aplikasi Organ Ekskresi Manusia dapat diunduh DISINI

KONTEN APLIKASI ORGAN EKSKRESI MANUSIA

Pada aplikasi tersebut, akan muncul halaman awal atau splash screen seperti gambar berikut:


Setelah dari splash screen, pengguna aplikasi akan diarahkan ke halaman MENU.

Pada halaman MENU terdapat tiga pilihan submenu, yakni PROFIL, MATERI, dan SOAL
1. Submenu PROFIL, berisi profil singkat pembuat aplikasi. Tampilannya seperti gambar berikut:
Apabila tombol KEMBALI di klik, maka akan kembali ke halaman MENU.

2. Submenu MATERI, berisi materi organ Sistem Ekskresi Manusia yang terbagi menjadi empat submenu baru, yakni GINJAL, KULIT, PARU-PARU, dan HATI. Lihat tampilannya pada gambar di bawah ini:

Apabila tombol GINJAL di klik, akan menuju ke halaman Submenu GINJAL.
Apabila tombol KULIT di klik, akan menuju ke halaman Submenu KULIT.
Apabila tombol PARU-PARU di klik, akan menuju ke halaman Submenu PARU-PARU.
Apabila tombol HATI di klik, akan menuju ke halaman Submenu HATI.
Apabila tombol KEMBALI di klik, maka akan kembali ke halaman MENU.

Berikut tampilan submenu GINJAL:
Apabila tombol KEMBALI di klik, akan menuju ke halaman Submenu MATERI.
Apabila tombol MENU di klik, akan menuju ke halaman MENU.
Apabila tombol SOAL di klik, akan menuju ke halaman Submenu SOAL.

Tampilan untuk submenu KULIT
Apabila tombol KEMBALI di klik, akan menuju ke halaman Submenu MATERI.
Apabila tombol MENU di klik, akan menuju ke halaman MENU.
Apabila tombol SOAL di klik, akan menuju ke halaman Submenu SOAL.

Tampilan untuk submenu PARU-PARU
Apabila tombol KEMBALI di klik, akan menuju ke halaman Submenu MATERI.
Apabila tombol MENU di klik, akan menuju ke halaman MENU.
Apabila tombol SOAL di klik, akan menuju ke halaman Submenu SOAL.

Dan berikut tampilan submenu HATI
Apabila tombol KEMBALI di klik, akan menuju ke halaman Submenu MATERI.
Apabila tombol MENU di klik, akan menuju ke halaman MENU.
Apabila tombol SOAL di klik, akan menuju ke halaman Submenu SOAL.

3. Submenu SOAL, berisi soal-soal terkait Sistem Ekskresi Manusia. Berikut tampilannya:
Untuk menjawab soal, silahkan tekan salah satu dari 4 tombol kuning di bawah soal.
Ada 10 soal yang menunggu untuk ditaklukkan... hehehe..... 
Dan jika telah menjawab ke 10 soal, akan langsung keluar SKOR yang diperoleh, dimana tipa-tiap soal bernilai 10 poin. 

INSTALASI APLIKASI ORGAN EKSKRESI MANUSIA


Untuk mencoba aplikasi ini, silahkan download aplikasinya DISINI
Setelah terdownload, buka hasil download, kemudian akan keluar pemberitahuan seperti gambar di bawah ini
Klik ikon APK seperti tampak pada gambar.
Selanjutnya muncul permintaan dibuka dengan (Open With), silahkan pilih Package installer seperti tampak pada gambar.
Kemudian muncul seperti gambar di bawah ini. Hal tersebut menandakan bahwa Android sedang menginstal aplikasi. Tunggu sampai aplikasi selesai terinstal.
Jika Android telah selesai menginstal aplikasi, akan muncul seperti gambar dibawah ini.
Tinggal klik OPEN, atau bisa juga dicari icon aplikasi di screen android.
Selamat mencoba......

Demikian ulasan tentang Aplikasi Organ Ekskresi Manusia, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita.
Terima kasih telah membaca artikel ini.
Salam

Jumat, 06 Maret 2020

PENULIS


Nama Lengkap Nursaptia Purwa Asmara
Nama Panggilan Pak Nur (di sekolah)
Umur 30 Tahun (2020)
Alamat Mukomuko, Bengkulu, Indonesia
Pekerjaan Guru IPA di SMP Negeri 04 Mukomuko (Bengkulu)
Alumni S-1 Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan
Hobi Browsing, Traveling, Blogging
PendidikanSD (1996-2002) di Lampung
SMP (2002-2005) di Lampung
SMA (2005-2008) di Yogyakarta
S-1 (2008-2013) di Yogyakarta

Blog ini di dibuat untuk memenuhi tugas pelatihan daring dari SEAMOLEC yakni "Blog as Learning Media". Tentunya kedepan, besar harapan penulis dapat melangkapi materi terkait mata pelajaran IPA untuk jenjang SMP/MTs diserta dengan evaluasi pembelajaran dan proyek karya ilmiah, serta mengembangkannya sebagai media pembelajaran, sharing serta diskusi terkait permasalahan IPA yang dapat diakses semua siswa khususnya kelas VII, VIII, dan IX.
Sebelumnya penulis juga telah membuat blog bernama MUNAWI INSIDE yang membahas tentang materi Biologi sesuai spesifikasi pendidikannya. Namun sudah lama tidak mengupdate materi, hingga kemudian hasrat menulis muncul kembali ketika SEAMOLEC mengadakan pelatihan daring. Konsistensi sangat diperlukan dalam pengembangan blog.

Demikian sedikit tentang penulis, terima kasih.

Gangguan pada Sistem Ekskresi serta Upaya Pencegahan atau Penanggulangannya

Berikut ini beberapa gangguan atau penyakit pada sistem ekskresi manusia.

1. Nefritis

Nefritis  adalah  penyakit  rusaknya  nefron, terutama     pada     bagian-bagian   glomerulus ginjal.  Nefritis  disebabkan  oleh  infeksi  bakteri StreptococcusNefritis mengakibatkan masuknya kembali asam uradaurea ke pembuluh darah (uremia) serta adanya penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air yanterganggu (edema). Upaypenanganan nefritis adalah dengan proses cuci darah atau pencangkokan ginjal

2. Batu Ginjal

Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi akibat terbentuknya endapan garam  kalsium  di dalam rongga ginjal (pelvis renalis), saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan kekurangan minum air serta sering menahan kencing. Upaya mencegah terbentuknya batu ginjal adalah dengan  meminum  cukup  air  putih setiap hari,  membatasi  konsumsi garam  karena  kandungan  natrium  yang  tinggi    pada  garam dapat memicu terbentuknya batu ginjal, serta tidak sering menahaan kencing. Batu ginjal yang kecil dapat saja keluar melalui urine, tetapi seringkali menyebabkan  rasa  sakit.  Batu ginjal  berukuran  besar  memerlukan operasi untuk mengeluarkannya.
Vitamin C dengan dosis tinggi akan meningkatkan risiko batu ginjal, karena sebagian vitamin C yang tidak diserap tubuh akan dikeluarkan melalui urine sebagai oksalat. Oksalat adalah salah satu komponen pembentuk batu ginjal. Oleh karena itu, jumlah vitamin C yang masuk dalam tubuh harus sesuai dengan kebutuhan.

3. Albuminaria

Albuminuria merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya kerusakan pada glomerulus yang berperan dalam proses filtrasi, sehingga pada  urine  ditemukan  adanya  protein.  Albuminuria  dapat terjadi akibat kurangnya asupan air ke dalam tubuh sehingga memperberat kerja ginjal, mengonsumsi terlalu banyak protein, kalsium, dan vitamin C dapat membuat glomerulus harus bekerja lebih keras sehingga meningkatkan risiko kerusakannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah albuminuria adalah dengan mengatur jumlah garam dan protein yang dikonsumsi, serta pola hidup sehat untuk mengatur keseimbangan gizi.

4. Hematuria

Hematuria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel- sel darah merah pada urine. Hal ini disebabkan penyakit pada saluran kemih akibat gesekan dengan batu ginjal. Hematuria juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. Upaya pencegahan hematuria dapat dilakukan dengan segera buang air kecil ketika ingin buang air kecil, membersihkan tempat keluarnya urine dari arah depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri dari dubur, serta banyak minum air putih. Ketika seseorang sakit hematuria, maka penanganan yang diberikan adalah dengan memberi antibiotik untuk membersihkan infeksi bakteri pada saluran kemih.

5. Diabetes Insipidus

Penyakit ini disebabkan karena seseorang kekurangan hormon ADH atau hormon antidiuretik. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap air yang masuk ke dalam tubuh, sehingga penderita akan sering buang air kecil secara terus menerus. Upaya penanganan penderita diabetes insipidus adalah dengan memberikan suntikan hormon antidiuretik sehingga dapat mempertahankan pengeluaran urine secara normal.

6. Kanker Ginjal

Merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel pada ginjal yang tidak terkontrol di sepanjang tubulus dalam ginjal. Hal ini dapat menyebabkan adanya darah pada urine, kerusakan ginjal, dan juga dapat memengaruhi kerja organ lainnya jika kanker ini menyebar, sehingga dapat menyebabkan kematian. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari penggunaan bahan- bahan kimia yang memicu kanker.

7. Jerawat

Jerawat  atau  acne  vulgaris merupakan suatu kondisi kulit yang ditandai dengan terjadinya penyumbatan da peradanga pad kelenjar   sebasea (kelenjar  minyak).  Jerawat dapat timbul karena   kurangnya   menjaga   kebersihan kulit       sehingga       berpotensi      terjadi penumpukankotorandankulitmati.Faktor hormonal    yang    merangsang    kelenjar minyak pada kulit, penggunaan kosmetik yang berlebihan dan mengandung minyak dapat berpotensi menyumbat pori-pori. Konsumsi makanan berlemak secara berlebihan juga dapat menimbulkan jerawat. Jerawat pada umumnya dapat muncul pada wajah, leher, atau punggung. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan wajah secara rutin, menghindari makanan berlemak, dan lebih banyak mengonsumsi buah-buahan, serta menjaga aktivitas tubuh.

8. Biang Keringat

Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel- sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Perhatikan Gambar  9.18!  Keringat  yang  terperangkap  tersebut  menyebabkan timbulnya  bintik-bintik  kemerahan  yang  disertai  gatal.  Sel-sel  kulit mati,  debu,  dan  kosmetik  juga  dapat  menyebabkan  terjadinya  biang keringat. Orang yang tinggal di daerah tropis dan lembap, akan lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang terkena biang keringat adalah leher, punggung, dan dada. Biang keringat dapat mengenai  siapa  saja,  baik anak-anak, remaja, ataupun orang tua. Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kulit, menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan longgar, atau apabila kulit berkeringat segera keringkan dengan tisu atau handuk. Apabila terkena biang keringat maka dapat diobati dengan memberi bedak atau salep yang dapat mengurangi rasa gatal.

Demikian artikel tentang "Gangguan pada Sistem Ekskresi serta Upaya Pencegahan atau Penanggulangannya".
Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat.

Hati sebagai Organ Ekskresi

Organ-organ yang berperan dalam proses ekskresi meliputi:

  1. Kulit, mengeluarkan keringat;
  2. Paru-paru, mengeluarkan karbon dioksida dan uap air;
  3. Ginjal, mengeluarkan urine, dan;
  4. Hati, mengeluarkan Empedu dan Urea.
Selain  berperan  dalam  sistem  pencernaan,  hati  juga  berperan dalam sistem ekskresi, yaitu mengekskresikan zat warna empedu yang disebut  dengan  bilirubin.  Masih  ingatkah  kamu  dari mana bilirubin ini dihasilkan? Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang terdapapadsel  darah  merah.  Sel  darah  merah  hanya  memiliki rentang  waktu  hidup antara 100 - 120  hari  karena  sel  darah  merah tidak memiliki inti sel dan membran selnya selalu bergesekan dengan pembuluh  kapiler  darahKarentidak  memiliki  inti  selsedarah merah tidak dapat membentuk komponen baru untuk menggantikan komponen sel yang rusak. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar Struktur Anatomi Hati

Sel  darah  merah  yang  rusak  akan  dihancurkan  oleh  makrofag di  dalam  hati  dan  limpa. Hemoglobin  yang  terkandung  dalam  sel darah  merah  dipecah  menjadi  zat  besi, globindan hemin.  Zat  besi selanjutnya dibawa menuju sumsum merah tulang untuk digunakan membentuk  hemoglobin  baru.  Globin  dipecah  menjadi  asam  amino untuk digunakan dalam pembentukan`protein lain. Sedangkan hemin diubah  menjadi  zat  warna  hijau  yang  disebut biliverdin.  Biliverdin kemudian diubah menjadi bilirubin yang merupakan zat warna kuning oranye.  Bilirubin  selanjutnya  dikeluarkan  bersama  getaempedu. Getah empedu dikeluarkan ke usus dua belas jari, kemudian menuju usus besar. Di dalam usus besar bilirubin diubah menjadi urobilinogen. Urobilinogen  diubah  menjadi  urobilin  sebagai  pewarna  kuning pada urine  dan  sterkobilin  sebagai  pigmen  cokelat  pada  feses.  Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagan Proses Pemecahan Sel Darah Merah

Untuk lebih memahami bagan di atas, silahkan menonton video di bawah ini


Organ hati juga berfungsi mengubah amonia (NH3) yang berbahaya jika berada dalam tubuh, menjadi zat yang lebih aman, yaitu urea. Amonia tersebut dihasilkan dari proses metabolisme asam amino. Urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan diangkut oleh darah menuju ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.

Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat.

SISTEM EKSKRESI MANUSIA

Sistem ekskresi merupakan suatu sistem di dalam tubuh kita yang bertugas untuk mengeluarkan zat-zat sisa dari proses metabolisme tubuh. Zat-zat sisa proses metabolisme tersebut harus dikeluarkan, selain tidak diperlukan lagi oleh tubuh, juga karena dapat membahayakan tubuh. 
Organ-organ yang berperan dalam proses ekskresi meliputi:
  1. KULIT, mengeluarkan keringat yang mengandung air, NaCl, sisa metabolisme sel, urea, dan asam;
  2. Paru-paru, mengeluarkan CO2  (karbon dioksida) dan H2O (Uap air);
  3. GINJAL, mengeluarkan urine yan mengandung   air,   NaCl (garam),  asam  urat,  urea,  dan  kreatinin, dan;
  4. HATI, mengeluarkan Empedu dan Urea
Selain struktur organ dan peranannya, sistem ekskresi juga membahas tentang "Gangguan pada Sistem Ekskresi serta Upaya Pencegahan atau Penanggulangannya"

Untuk melihat materi lengkap, silahkan klik pada nama organ (berwarna merah) sebagai link materinya
Terimakasi, semoga bermanfaat.

Ginjal sebagai Organ Ekskresi

Organ-organ yang berperan dalam proses ekskresi meliputi:
  1. Kulit, mengeluarkan keringat;
  2. Paru-paru, mengeluarkan karbon dioksida dan uap air;
  3. Ginjal, mengeluarkan urine, dan;
  4. Hati, mengeluarkan Empedu dan Urea.
Ginjal berfungsi untuk menyaring darah yang mengandung zat sisa metabolisme dari sel di seluruh tubuh. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang pinggang, yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh bagian belakang (dorsal) (gambar a). Ginjal  sebelah  kiri  letaknya  lebih  tinggi  daripada ginjal sebelah kanan. Ginjal memiliki bentuk seperti biji kacang merah (gambar b). Ginjal  berwarna  merah  karena  banyak  darah  yang masuk ke dalam ginjal. Darah akan masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri besar dan akan keluar dari ginjal melalui pembuluh vena besar.

Apabila  sebuah  ginjal  dipotong  melintang,  maka  akan  tampak tiga lapisan (gambar c). Bagian luar disebut korteks renalis atau kulit ginjal, di bawahnya terdapat medula renalis, dan di bagian dalam terdapat rongga yang disebut rongga ginjal atau pelvis renalis.  Ginjal  tersusun  atas  lebih  kurang  1  juta  alat  penyaring  yang disebut dengan nefron (gambar d).
Gambar Ginjal dan Struktur Penyusunnya

Nefron merupakan satuan struktural dan fungsional ginjal karena nefron merupakan unit 
penyusun utama ginjal dan unit yang berperan penting dalam proses penyaringan darah. Sebuah nefron terdiri atas sebuah komponen penyaring atau badan Malpighi yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap badan Malpighi mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Pada bagian inilah proses penyaringan darah dimulai. Perhatikan gambar di bawah ini agar kamu dapat melihat struktur badan Malpighi dengan lebih jelas.
Gambar Struktur Badan Malpighi

Medula renalis (bagian tengah ginjal) tersusun atas saluran- saluran yang merupakan kelanjutan dari badan Malpighi dan saluran yang ada di bagian korteks renalis. Saluran-saluran itu adalah  tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distal, dan tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medula. Lengkung Henle adalah saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula yang menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal. Pelvis renalis atau rongga ginjal berfungsi sebagai penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter. Untuk lebih memahami proses penyaringan yang terjadi di dalam ginjal, ayo kita lakukan aktivitas berikut ini.

Proses  pembentukan  urine  di  dalam  ginjal melalui  tiga  tahapan?  Ketiga  tahapatersebut  adalah  tahap  filtrasi, tahap reabsorpsi, dan tahap augmentasi.

a. Tahap Filtrasi

Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal masuk ke dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler- kapiler darah. Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran kecil keluar melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat), tersusun atas urobilin, urea, glukosa, air, asam amino, dan ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor. Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula Bowman (gambar di bawah ini). Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus. Filtrat yang tertampung di kapsula Bowman disebut urine primer. Tahapan pembentukan urine primer ini disebut tahap ftltrasi.
Gambar Proses Filtrasi

b. Tahap Reabsorbsi

Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk  ke  tubulus proksimal. Di dalam tubulus proksimal terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh yang disebut dengan tahap reabsorpsi. Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke dalam sel dan kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang diserap kembali.
Gambar Proses Augmentasi

Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder. Urine sekunder mengandung air, garam, urea, dan urobilin. Urobilin inilah yang memberikan warna kuning pada urine, sedangkan urea yang menimbulkan bau pada urine. Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya mengalir ke lengkung Henle kemudian menuju tubulus distal. Selama mengalir dalam lengkung Henle air dalam urine sekunder juga terus direabsorpsi.

c. Tahap Augmentasi

Setelah melalui lengkung Henle, urine sekunder sampai pada tubulus distal. Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan urea. Pada tubulus distal terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam urine sekunder. Urine sekunder yang telah bercampur dengan zat-zat sisa yang tidak diperlukan tubuh inilah yang merupakan urine sesungguhnya. Urine tersebut kemudian disalurkan ke pelvis renalis (rongga ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal melalui ureter, kemudian menuju kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara (gambar di bawah ini). Kandung kemih memiliki dinding yang elastis. Kandung kemih mampu meregang untuk dapat menampung sekitar 0,5 L urine. Proses pengeluaran urine dari dalam kandung kemih disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih disebabkan oleh adanya sinyal yang menunjukkan bahwa kandung kemih sudah penuh. Sinyal penuhnya kandung kemih memicu adanya kontraksi otot perut dan otot-otot kandung kemih. Akibat kontraksi ini urine dapat keluar dari tubuh melalui uretra.
Sistem dalam Pembentukan Urine

Agar lebih mendalami tentang struktur dan fungsi ginjal sebagai sistem ekskresi, silahkan tonton video di bawah ini:

Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat.